Tahukah anda
bahwa lapisan ozon yang melindungi bumi kita ini sudah bocor ? Atau,
minimal anda pernah mendengarnya ?
Informasi bocornya
lapisan ozon ini terpublikasi di masyarakat sekitar bulan Oktober tahun
2000 lalu. Saat itu harian Jawa Pos sempat mengulas khusus tentang
kebocoran lapisan ozon, yang saat itu diinformasikan luasnya kebocoran itu sama
dengan dua per tiga luasnya benua Amerika. Ukuran itu diperoleh dari hasil foto
citra satelit. Saya sendiri mendapatkan informasi kebocoran lapisan ozon
beberapa tahun sebelumnya.
Lapisan ozon
posisinya ada di lapisan stratosphere pada sistem atmosfera bumi, atau terletak
pada ketinggian 19 km sampai 23 km diatas permukaan bumi. Fungsi lapisan ozon
adalah menyerap gelombang ultraviolet yang berasal dari matahari, sehingga
radiasi gelombang ultraviolet tersebut tidak berlebihan sehingga bisa
bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi.
Apa penyebab
lapisan ozon bocor ? Salah satunya adalah ulah manusia sendiri, yang
mengeksploitasi gas-gas untuk keperluan industri dan keperluan rumah tangga,
seperti AC, kulkas, parfum spray dan sebagainya. Akibatnya, limbah gas tersebut
bereaksi dengan ozon yang menyebabkan lapisan ozon berkurang atau bocor.
Gas-gas yang dapat bereaksi dengan ozon itu adalah gas generic dari halocarbon
seperti fluorine, chlororine, bromine, yang diproduksi manusia seperti
chlorofluocarbon atau CFCs dan lainnya.
Akibat
menipisnya lapisan ozon ini maka jelas gelombang ultraviolet yang sampai
di permukaan bumi akan meningkat. Manusia pun dalam bahaya terutama untuk segi
kesehatannya. Gelombang ultraviolet panjang gelombangnya kurang dari 320 nm
atau biasa disebut gelombang UV-B. sedikit saja gelombang UV-B ini mengenai
manusia, maka manusia akan gampang terkena penyakit demam, katarak,
kanker kulit, merusak gen DNA dan menurunkan daya imunitas manusia.
Sejak tahun
1950 sampai saat ini ada sekitar 150 stasiun pencatat ozon dibawah WMO (World
Meteorological Organization) yaitu yang dinamakan Global Ozone Observing
System yang tersebar di seluruh dunia. Mereka berhasil mendeteksi lokasi
bocornya lapizan ozon itu, yakni di daerah Lautan Artic, berlubang bertahap.
Bocornya lapisan ozon terjadi secara bertahap dari tahun ke tahun. Akibatnya
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya terancam bila fenomena ini tidak
ditangani secara serius oleh dunia.
Bocornya
lapisan ozon itu menyebabkan suhu di kutub meningkat, sehingga lapisan es
mencair. Pengaruhnya ke tinggi permukaan air laut yang juga akan meningkat, dan
diprediksi beberapa daratan di bumi akan tenggelam.
Bocornya
lapisan ozon juga menyebabkan iklim dunia akan berubah, sehingga mengganggu
habitat makhluk hidup termasuk manusia. Kalau habitatnya berubah, maka sifat
makhluk tersebut bisa berubah menjadi ganas dan sulit terkendali.
Efek bocornya
lapisan ozon seperti yang saya jelas diatas kini sudah jelas terjadi di depan
kita. Banyak penyakit baru yang diderita manusia. Jumlah penderita kanker terus
meningkat. Berubahnya iklim juga mempengaruhi dua musim di Indonesia. Anda bisa
melihat bahwa musim hujan dan kemarau kini sering tak jelas datangnya. Sangat
berbeda ketika saya masih sekolah tahun 80-an dulu, dimana di mata pelajaran
IPA sudah jelas tertulis kapan musim hujan atau kemarau tiba.
Meningkatnya
tinggi permukaan air laut juga sudah terjadi. Seorang relasi saya yang sudah
lebih dari 20 tahun tinggal di kawasan Perak Barat di Surabaya, mendadak
kebanjiran air laut setinggi lutut orang dewasa yang sampai membanjiri rumahnya
bulan februari kemarin. Mereka pun panik sekali karena memang tak pernah
kebanjiran seumur hidup. BMKG setempat mengatakan hal itu karena air laut
pasang. Tetapi, bukankah air laut pasang sudah lazim terjadi ? Mengapa baru
kali ini bisa kebanjiran ? Itulah karena tinggi permukaan air laut sudah
meningkat sebelumnya, tanpa kita sadari.
Kita memang
punya kebiasaan kurang peka terhadap perubahan yang terjadi di sekitar
lingkungan kita. Kita baru akan sadar dan panik bila sudah ada kejadian nyata
di depan mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar