Sabtu, 12 Januari 2013

Wawancara Ustadz


Pewawancara : Andi Febrianty Ramadhani (10013 – XI IPA 1)
Narasumber : Drs. H. Muh. Husni Makki (selaku Imam Sholat Ied 1432 H di Lapangan S. Binangae)
Pukul : 05.35 WITA (ba’da subuh)
Hari/Tanggal : Minggu, 4 September 2011
Assalamualaikum wr. Wb
Dhan i:  Apa rutinitas bapak sehari-harinya ?
Ustad :  Rutinitas dari segi profesi, guru MAN 1, yang kedua imam.
Dhani :  Apakah berbeda ketika memasuki bulan Ramadhan dengan bulan-bulan biasanya ?
Ustad : Jelas berbeda, karna bulan Ramadhan di jadikan oleh Allah khusus hambanya yang taat dan taqwa dengan tujuan untuk menyamai umur umat-umat sebelumnya dari sisi lamanya beribadah.
Dhani :  Selain menjadi Imam Masjid apakah bapak juga seorang penceramah di masjid-masjid yang ada ?
Ustad : Saya bukan penceramah kondang, itu bukan profesi saya, hanya kadang naik sekali-kali jika di butuhkan, bukan merupakan profesi.
Dhani :  Sejak kapan bapak mulai menghafal ayat-ayat Al-Qur’an khususnya untuk bacaan ayat-ayat yang panjang ?
Ustad : Sejak SD, kelas 3 SD saya sudah di bimbing terus, bukan hanya Al-Qur’an tapi juga mendalami agama.
Dhani : Sejak kapan bapak menekuni profesi bapak sebagai imam ?
Ustad :  Sejak 1997 - 2002 di Masjid Agung, 2002 – sekarang di Masjid Masdarul Birri.
Dhani : Apa yang menyebabkan bapak sehingga memilih profesi sebagai imam masjid ?
Ustad : Yang pertama, penyebabnya karna keprihatinan melihat sodara-sodara muslim yang tidak peduli dengan urusan ke masjidan sehingga hati saya terketuk menjadi seorang imam apalagi memang saya menekuni Al-Qur’an sejak kecil, banya penyebabnya, dan itu adalah tanggung jawab.
Dhani :  Selain sebagai Imam, profesi apa yang bapak tekuni ?
Ustad :  Guru Man 1 Barru.
Dhani :  Apakah sulit menjadi seorang Imam mesjid ?
Ustad : Sangat sulit, karna tanggung jawabnya besar. Bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah, harus menguasai ilmu agama, harus menguasai  Al-Qur’an, paling tidak bacaannya mantap, sehingga dapat juga menjadi imam sholat Ied.
Dhani :  Apakah bapak bangga menjadi seorang imam masjid ?
Ustad : Saya sangat bangga, karna imam itu adalah amanah dari Allah, imam itu adalah profesi yang berhubungan denga dunia dan akhirat, dan imam itu adalah pemimpin masyarakat atau pemimpin jama’ah sehingga dapat di banggakan, dan untuk masa sekarang itu adalah profesi yang langkah, sehingga semua orang takut kalau jadi imam.
Dhani :  Selama menjadi Imam kendala apa saja yang bapak biasa hadapi ?
Ustad : Kendala yang paling utama adalah kita ini sebagai imam berhadapan dengan jama’ah yang karakternya berbeda, jadi semua harus dilayani sehingga imam butuh kesabaran dan ketabahan khusunya dalam urusan masjid dan urusan kemasyarakatan.
Dhani:   Bagaimana perasaan bapak selama menjadi Imam ?
Ustad :  Perasaan bahagia, senang karna selalu bergelut dengan masyarakat.
Dhan i: Sebelum menjadi imam apakah bapak memiliki cita-cita lain ?
Ustad : Kayaknya saya tidak pernah bercita-cita, saya hanya jalani hidupku apa adanya. Sehingga itulah mungkin yang menyebabkan saya terlambat nikah, terlambat kerja dan sebagainya karna tidak ada cita-cita, tidak ada target.  Saya jadi guru itu, yah begitu saja tidak di sangka-sangka, saya tadinya pegawai, saya tiba disini di S.K saya sebagai guru, saya memilih jurusan itupun karna dorongan orang lain yakni Tarbiyah atau pendidikan.
Dhani:   Apakah bapak memiliki trik menjadi imam yang baik dan lebih di pandang di masyarakat ?
Ustad : Punya, trik saya itu paing tidak, tidak demam panggung, butuh konsentrasi dengan baik dan memilih ayat yang dibaca itu yang sangat mudah, janganpilih ayat yang susah-susah.
Dhani:   Bagaimana sehingga bapak dapat bersekolah ke Kairo Mesir ?
Ustad : Saya bukan bersekolah nak yah, saya hanya datang jalan-jalan, menambah pengalaman, membandingkan situasi disana sambil mengenal lebih dekat peninggalan-peninggalan purbakala, peninggalan-peninggalan nabi, Fir’aun dan sebagainya, karna disanalah negara nabi sebagian besar, disanalah Yusuf, disanalah Sulaiman, imam syafi’i disana di makamkan, disana bikin pendapat baru, Nabi Ayyub juga disana, Nabi Ya’kub disana, Nabi Musa disana, makanya dikenal dengan negara nabi. Tempat wisata yang paling tepat sebenarnya yah disana.
Dhani :  Dapatkah bapak menjelaskan riwayat pendidikan bapak ?
 Ustad : SD : Ibtidayyah Barru, SMP : Sanawiyah Mangempang kemudian pindah di Mangkoso, SMA : MAN Pinrang, dan menyelesaikan S1 di IAIN pada tahun 1991.
Dhani : Apakah bapak sering mengikuti lomba-lomba keagamaan sewaktu bapak remaja ?
Ustad : Sering, lomba baca tilawah Al-Qur’an baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi, tidak ke nasional.
Dhani :  Apakah bapak pernah menerima penghargaan selama ini ?
Ustad : Belum pernah saya menerima penghargaan dari siapapun, kecuali piagam-piagam biasa seperti piagam MTQ, piagam sebagai yuri MTQ, piagam penataran imam, dan sebagainya.
Dhani:   Apa yang menjadi latar belakang sehingga bapak memilih untuk mempelajari masalah keagamaan ?
Ustad:  Disamping karena bimbingan orang tua sehingga pada akhirnya kami sadar bahwa agama itu memang sangat penting dalam kehidupan kita karna agama itu bisa mencapai dunia – akhirat. Kalau bukan agama yang di tuntut itu  bisa hanya satu, dapat dunia, akhirat terbengkalai, jadi kita harus belajar agama untuk dinia-akhirat. Karna kita di dunia ini juga ingin tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar